INTUISI.ID – Gaple, atau yang lebih dikenal dengan permainan kartu domino, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia.
Dari warung kopi hingga acara keluarga, permainan ini selalu hadir sebagai sarana hiburan dan perekat hubungan sosial.
Untuk memahami lebih dalam tentang peran dan makna gaple dalam kehidupan masyarakat, kami mengadakan diskusi dengan beberapa narasumber yang aktif dalam komunitas gaple.
Sejarah dan Perkembangan Gaple
Sejarawan dan Peneliti Budaya, Ahmad Rinaldi menjelaskan bahwa permainan ini memiliki akar sejarah yang panjang.
“Permainan domino sendiri berasal dari Tiongkok dan telah dimainkan selama lebih dari seribu tahun. Di Indonesia, domino mulai populer pada zaman kolonial dan terus berkembang hingga kini menjadi salah satu permainan rakyat yang paling digemari,” jelasnya.
Ketua Komunitas Gaple Nusantara, Budi Santoso menambahkan, “Gaple bukan hanya permainan, tetapi juga media untuk berinteraksi sosial. Di berbagai daerah, domino sering dimainkan saat acara adat atau pertemuan warga, sehingga turut memperkuat ikatan komunitas.”
Gaple di Era Digital
Pemain Gaple Profesional, Siti Nurhayati, yang telah mengikuti berbagai kompetisi domino tingkat nasional, mengungkapkan pandangannya mengenai keberlanjutan domino di era digital.
“Meskipun teknologi semakin canggih, antusiasme terhadap domino tidak berkurang. Kini, kita bahkan bisa bermain gaple secara online dengan teman atau lawan dari seluruh dunia, ini menunjukkan bahwa domino mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Namun, Budi Santoso mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai tradisional dalam permainan ini.
“Permainan online memang memudahkan, tetapi interaksi langsung saat bermain domino memiliki nilai sosial yang tak tergantikan. Kita harus tetap melestarikan cara bermain tradisional ini, terutama di kalangan generasi muda.” paparnya.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Dalam diskusi ini, para narasumber juga menyinggung beberapa tantangan yang dihadapi domino saat ini.
Ahmad Rinaldi mencatat bahwa perubahan gaya hidup dan banyaknya pilihan hiburan modern menjadi tantangan tersendiri.
“Kita harus kreatif dalam memperkenalkan domino kepada generasi muda, mungkin dengan mengadakan turnamen atau memasukkannya ke dalam kurikulum ekstrakurikuler sekolah,” sarannya.
Sementara itu, Siti Nurhayati berharap ada lebih banyak dukungan untuk para pemain profesional.
“Dengan adanya kompetisi resmi dan dukungan dari berbagai pihak, domino bisa diakui sebagai olahraga yang prestisius. Ini juga bisa mendorong lebih banyak orang untuk mendalami dan melestarikan permainan ini,” katanya.
Diskusi ini menunjukkan bahwa gaple memiliki tempat istimewa dalam budaya Indonesia dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Dengan upaya bersama untuk melestarikan dan mengembangkan permainan ini, gaple bisa terus menjadi warisan budaya yang hidup dan dinikmati oleh berbagai generasi.
Gaple bukan sekadar permainan kartu, tetapi juga cermin dari kekayaan budaya dan kebersamaan masyarakat Indonesia.
Melalui sinergi antara tradisi dan inovasi, domino akan tetap bertahan dan berkembang di tengah modernisasi.