INTUISI.ID – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mamuju mengungkapkan kekecewaan terkait penanganan kasus uang palsu oleh Polda Sulawesi Barat (Sulbar).
Sekretaris HMI Mamuju, Hajril Hajura, menyoroti kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses penyelesaian kasus ini.
Menurutnya, upaya advokasi yang telah dilakukan oleh HMI Mamuju tidak membuahkan hasil yang memuaskan.
“Sampai sekarang, tidak ada perkembangan signifikan terkait kasus tersebut,” ungkapnya.
Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat terhadap integritas lembaga penegak hukum.
“Tidak ada penjelasan perkembangan kasus ini. Ini menunjukkan kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penanganan kasus-kasus kriminal yang penting seperti ini,” ujar Hajril.
Dia juga mengekspresikan kekhawatirannya terhadap dugaan keterlibatan oknum anggota polisi dalam kasus ini, yang dapat merusak proses hukum dan integritas Polri dalam menegakkan supremasi hukum.
Hajril menegaskan bahwa langkah aspiratif HMI Mamuju dalam mengadvokasi kasus ini bertujuan untuk mendorong Polri agar lebih efektif, responsif, dan transparan dalam menangani kasus-kasus kriminal yang penting bagi masyarakat.
“Kasus-kasus yang tidak terselesaikan seperti ini bukan hanya merugikan tetapi merusak kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” tegas Hajril.
“Kami mendambakan Polri yang berkomitmen pada penegakan hukum yang adil, tidak pandang bulu, serta mampu menuntaskan setiap kasus dengan tuntas dan transparan,” tambahnya.
HMI Mamuju juga menyoroti pentingnya agar setiap kasus dapat ditangani dengan cepat dan transparan demi keadilan bagi semua warga negara.
Hajril menekankan bahwa demonstrasi pendapat yang dilakukan bukanlah untuk melawan Polri, tetapi sebagai upaya untuk memastikan lembaga tersebut benar-benar menjalankan tugasnya sebagai pelindung dan pengayom masyarakat dengan adil dan tuntas.
“Jika kasus ini tidak segera ditindaklanjuti, HMI Mamuju menduga bahwa ada oknum pelaku penyebaran uang palsu yang merupakan informan di Polda Sulbar, sebagaimana rekaman pelapor,” tutup Hajril.