Kutai Timur Intuisi.id – Kualitas pembangunan fisik di kecamatan-kecamatan Kutai Timur menjadi perhatian Anggota Komisi C DPRD, Kristian Hasmadi. Ia menyoroti bahwa sejumlah proyek pembangunan masih minim kualitas, sehingga tidak memberi hasil optimal yang diharapkan oleh masyarakat.
“Saya akan keras walaupun itu teman-teman misalnya ada pokir-pokir mereka dan saya lihat, pekerjaan mereka tidak beres saya akan tegur itu,” tegas Kristian saat ditemui di ruang Fraksi PDIP.
Kristian memberikan contoh proyek pembangunan pagar sekolah dan kantor desa yang meninggalkan bekas telapak tangan pada hasil akhirnya, yang menurutnya mencerminkan pengerjaan yang tidak rapi dan berkualitas rendah.
“Karena itu sangat merugikan kita itu, ada pagar misalnya sekolahan atau kantor desa, seperti pekerjaan jamannya Majapahit jadi bekas-bekas telapak tangan masih nampak. Kan tidak bagus pandangannya itu. Keindahannya tidak bagus, terus kekuatannya tidak bagus,” ujarnya.
Sebagai mantan Kepala Desa Nehas Liabing di Kecamatan Muara Wahau, Kristian memiliki pengalaman dalam pengelolaan proyek pembangunan fisik. Ia menjelaskan bahwa proyek desa yang didanai anggaran lokal cenderung lebih berkualitas dan bertahan lama dibandingkan proyek dari luar.
“Kalau pekerjaan fisiknya yang dari anggaran desa itu, kan kadang disambung dengan aspirasi yang lain, kalau yang sudah hancur berarti itu proyek dari luar itu, tapi kalau dari desa tetap utuh sampai sekarang, spek pekerjaan betul-betul kita perhatikan,” tambahnya.
Kristian berharap pembangunan di Kutai Timur dapat dilakukan dengan lebih merata dan menjaga kualitasnya. Ia menginginkan agar anggaran yang digunakan untuk pembangunan benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin demi kesejahteraan masyarakat.(ADV)