Intuisi.id, Mamuju – Universitas Tomakaka (UNIKA) Mamuju resmi membuka Program Studi Magister Agribisnis pada Program Pascasarjana. Peresmian ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) sekaligus pelantikan Ketua Program Studi Magister Agribisnis yang digelar pada Kamis, 27 November 2025.
Sulaiman Teddu resmi dilantik sebagai Ketua Program Studi (Kaprodi) Magister Agribisnis UNIKA Mamuju. Dalam sambutannya, ia memaparkan visi besar menjadikan program studi ini sebagai pusat unggulan pengembangan ilmu agribisnis yang berkarakter global, namun tetap berpijak pada kearifan lokal.
“Visi kami adalah menjadi program studi yang unggul dan mampu menghasilkan pemimpin agribisnis yang berintegritas, kompeten, serta berkarakter global dan berbasis kearifan lokal pada tahun 2030,” ujar Sulaiman.
Ia menjelaskan, terdapat empat misi utama yang menjadi fondasi pengembangan program studi tersebut. Pertama, penyelenggaraan pendidikan bermartabat yang adaptif dan berdaya saing. Kedua, pengembangan penelitian terapan di bidang agribisnis guna mendukung inovasi serta pembangunan berkelanjutan di sektor pertanian.
“Melalui Bapak Wakil Gubernur Sulawesi Barat, kami siap berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat,” katanya.
Misi ketiga adalah pengabdian kepada masyarakat melalui pemberdayaan petani dan pelaku agribisnis dengan pendekatan kearifan lokal. Sementara misi keempat adalah pembentukan karakter sivitas akademika yang profesional, menjunjung tinggi nilai Pancasila, serta melestarikan budaya lokal.
Lebih lanjut, Sulaiman mengungkapkan bahwa Prodi Magister Agribisnis UNIKA Mamuju memiliki dua fokus utama, yakni manajemen agribisnis secara makro dan manajemen pembangunan pertanian secara mikro. Dua fokus ini dinilai mampu memberikan kompetensi yang komprehensif kepada mahasiswa.
Kurikulum program studi ini terdiri dari 15 mata kuliah dengan total 42 SKS yang mencakup lima mata kuliah akademik, enam mata kuliah kebijakan dan penopang, serta empat mata kuliah tugas akhir. Dengan struktur tersebut, pihak kampus menargetkan masa studi dapat diselesaikan dalam waktu 18 bulan.
Proses perkuliahan akan dilaksanakan dengan sistem hybrid dan blended learning, mengombinasikan metode daring dan luring dengan komposisi awal 70 persen online dan 30 persen offline. Skema ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta perkembangan ke depan.
Di akhir sambutannya, Sulaiman Teddu berharap program ini memperoleh dukungan dari berbagai pihak. “Kami berharap niat baik ini mendapat bantuan, sumbangsih, serta kolaborasi dari berbagai sektor,” tutupnya.




