INTUISI.ID, SAMARINDA – Menjelang perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur (Kaltim), DPRD Kota Samarinda mengajak generasi muda untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi aktif berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Perubahan besar ini dinilai sebagai peluang emas bagi pemuda untuk membuktikan diri sebagai motor penggerak kemajuan kota.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan bahwa peran pemuda sangat penting di tengah percepatan pembangunan infrastruktur dan layanan publik di Kota Tepian.
Ia mendorong anak-anak muda Samarinda untuk menjadi agen perubahan yang nyata, bukan sekadar berwacana.
“Kesempatan sedang terbuka luas. Pemuda harus berani mengambil peran, terutama dalam menghadapi tantangan pembangunan di masa depan,” ujarnya.
Deni menyoroti sektor-sektor penting seperti penataan kota, peningkatan sarana publik, dan penerapan teknologi pada pelayanan masyarakat yang membutuhkan ide segar dan visioner dari generasi muda.
Ia menilai, kolaborasi antara pemuda, pemerintah, dan pihak swasta akan membuat arah pembangunan lebih relevan dengan perkembangan zaman.
Komisi III DPRD Samarinda sendiri, kata Deni, terus mengawal proyek infrastruktur mulai dari pelebaran jalan, normalisasi drainase, hingga pengembangan tata ruang ramah lingkungan. Namun, ia menekankan keberhasilan pembangunan tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah.
“Kami terbuka pada masukan, kritik, dan keterlibatan langsung dari pemuda. Pembangunan harus partisipatif dan benar-benar menjawab kebutuhan warga,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa Samarinda tidak boleh hanya menjadi kota penyangga IKN, melainkan harus berkembang sebagai pusat ekonomi dan sosial yang kuat di tengah transformasi wilayah.
Deni optimistis generasi muda Samarinda memiliki kapasitas besar untuk mendorong perubahan. DPRD, lanjutnya, akan terus memberi ruang bagi ide-ide baru agar bisa masuk ke dalam kebijakan pembangunan.
“Ini bukan saatnya hanya mengamati. Pemuda harus bergerak, berkolaborasi, dan ikut mengawal masa depan kota. Kita sedang berada di era aksi, bukan era diam,” pungkasnya. (Him/Adv/DPRDSamarinda)